ERASUMBU, BANDUNG – Pernahkah Anda mendengar Desa Sugihmukti? Desa di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, ini memiliki keunikan tersendiri, yakni aktivitas warga yang erat kaitannya dengan pengamatan burung. Diresmikan sebagai desa wisata sejak 2022 melalui Surat Keputusan Nomor 556/Kep.770-Disbudpar/2022, Sugihmukti mulai menarik perhatian wisatawan domestik dan internasional.
Namun, popularitas Desa Sugihmukti belum mampu menyaingi desa wisata lainnya di sekitar Bandung yang lebih dulu dikenal. Untuk mengatasi tantangan ini, tim pengabdian masyarakat (abdimas) dari Telkom University (Tel-U) menggandeng warga Sugihmukti guna memperkuat branding desa wisata melalui pelatihan yang dirancang khusus.
“Kami berfokus pada bagaimana pengelola desa wisata dan aparat desa dapat meningkatkan pengetahuan serta keterampilan mereka dalam penguatan branding melalui media sosial,” ujar Heppy Millanyani, Ph.D., Ketua Tim Abdimas sekaligus dosen Telkom University, kemarin.
Menurut Heppy, Desa Sugihmukti memiliki potensi besar yang belum tergali sepenuhnya. Meskipun telah menawarkan berbagai paket wisata, daya tariknya masih perlu diferensiasi agar mampu bersaing dengan desa wisata lainnya. “Desa ini harus mengembangkan produk unik yang sesuai dengan potensi lokal, sekaligus mengadopsi strategi branding yang efektif,” tambahnya.
Dalam pelatihan tersebut, tim abdimas memperkenalkan teori Segmenting-Targeting-Positioning (STP), strategi branding, hingga praktik pembuatan konten reels untuk media sosial. Heppy didampingi dua dosen Tel-U lainnya, yaitu Indira Rachmawati, Ph.D., dan Ardio Sagita, Ph.D.
Pengamatan Burung dan Pelestarian Alam
Salah satu daya tarik utama Desa Sugihmukti adalah pengamatan burung, aktivitas yang diminati wisatawan domestik maupun mancanegara. Didukung oleh kolaborasi dengan organisasi Burung Indonesia, kegiatan ini tak hanya memberikan pengalaman wisata unik tetapi juga mendukung pelestarian lingkungan.
Melalui program pelatihan Penjaga Leuweung, pengunjung diajak untuk mengenal lebih jauh berbagai spesies burung yang hidup di kawasan tersebut. Program ini menjadi salah satu cara Sugihmukti menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan lingkungan sekaligus menambah nilai edukasi bagi wisatawan.
“Semakin dikenal, desa ini akan menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal,” ujar Heppy optimistis.
Dedikasi pemangku kepentingan di Sugihmukti, meski menghadapi keterbatasan sumber daya manusia, menjadi modal besar untuk memajukan desa wisata ini. Dengan kolaborasi erat bersama Telkom University, diharapkan Desa Sugihmukti dapat menjadi destinasi unggulan yang mendunia, memperluas pengenalan dan meningkatkan pendapatan komunitas lokal.