ERASUMBU, JAKARTA – PT Dirgantara Indonesia (PTDI) berkomitmen dalam membangun ekosistem kedirgantaraan nasional yang inovatif dan berdaya saing global. Langkah strategis ini diwujudkan melalui kerja sama dengan PT Intercrus Aero Indonesia (Intercrus), perusahaan rintisan (startup) lokal yang fokus pada pengembangan pesawat VTOL listrik untuk mendukung sektor Advanced Air Mobility (AAM).
Melalui kolaborasi ini, PTDI-Intercrus menghadirkan Intercrus SOLA, sebuah kendaraan udara listrik berkonsep Vertical Take-Off & Landing (VTOL). Dirancang sebagai taksi terbang masa depan, Intercrus SOLA menjadi solusi mobilitas udara yang ramah lingkungan, efisien, dan adaptif untuk berbagai kebutuhan, baik sipil maupun militer.
Pesawat VTOL Intercrus SOLA mampu mengangkut tiga penumpang dan satu pilot, serta dapat dikembangkan untuk misi militer seperti pengiriman logistik dan dukungan kargo taktis. Dengan daya angkut hingga 360 kg dan jarak tempuh 200 km, kendaraan udara ini mengusung sistem propulsi elektrik yang minim kebisingan, cocok digunakan di wilayah urban padat maupun daerah terpencil.
BACA JUGA: Disaksikan Presiden Prabowo, PTDI Teken Kontrak Penjualan 6 Helikopter Angkut Berat AW189
Sebagai bagian dari inisiatif green aviation Indonesia, Intercrus SOLA menjadi bukti nyata arah baru PTDI dalam menghadirkan pesawat listrik ramah lingkungan. Inovasi ini sekaligus mendukung percepatan pembangunan ekosistem Advanced Air Mobility di Indonesia dan sejalan dengan tren global mobilitas udara berkelanjutan.
Kolaborasi PTDI dan Intercrus meliputi riset teknologi pesawat listrik, sertifikasi, produksi, hingga komersialisasi Intercrus SOLA. Dalam ajang Indo Defence 2024 Expo & Forum (11 Juni), PTDI dan Intercrus memamerkan prototipe sub-skala 1:7 bernama SOLITA. Prototipe ini sukses melakukan demonstrasi kemampuan manuver dan hovering langsung di hadapan Presiden RI, Prabowo Subianto.
Direktur Utama PTDI, Gita Amperiawan, menyatakan bahwa kemitraan ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang PTDI dalam memperkuat daya saing industri dirgantara. Ia menegaskan bahwa Advanced Air Mobility (AAM) merupakan solusi masa depan untuk konektivitas wilayah urban dan daerah dengan akses terbatas, sekaligus berpotensi mendukung operasi militer seperti pengiriman logistik ke medan sulit dan misi pengintaian.
Lebih dari sekadar produk, Intercrus SOLA merupakan simbol transformasi industri pesawat terbang elektrik di Indonesia. Pesawat ini ditargetkan siap terbang dan melayani kebutuhan transportasi Indonesia pada tahun 2028, menjadikannya bagian penting dalam perjalanan menuju transportasi udara modern dan berkelanjutan di tanah air.